Dalam menjalankan rutinitas sehari-hari dan dalam
menjalankan program apapun kaitannya dengan pekerjaan dan bisnis kita
perencanaan adalah suatu hal yang sangat penting. Perencanaan membuat apa yang
akan kita lakukan lebih terarah. Dengan perencanaan pula kita dapat melakukan
urutan pekerjaan, prioritas dan membuat target serta mencapainya dengan lebih
terorganisir. Meskipun setelah ada perencanaan ada lagi hal penting yang meski
kita lakukan seperti membuat target, menjalankan program mengawasi/mengontrol
dan membuat laporan kinerja, namun perencenaan adalah hal yang utama dan mesti
ada sebelum kita memulai sebuah proyek/ menjalankan organisasi, memulai bisnis
dan termasuk menjalankan pekerjaan sehari-hari. Dengan perencanaan yang matang
segala-sesuatu akan lebih terarah dan terkontrol, hanya saja perencanaan
membutuhkan komitmen dan konsekuensi untuk menjalankannya agar apapun yang kita
rencanakan dapat berjalan seperti yang seharusnya.
Seiring perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi dewasa ini, dunia karir dan bisnis juga mengalami perubahan
begitu pesatnya sehingga membuat karyawan menjadi rawan terhadap kehilangan
pekerjaan dan juga karir mereka. Untuk itulah perencanaan karir menjadi sangat
penting, karena saat ini keamanan kerja tidak lagi diukur dengan ada tidaknya
pekerjaan yang dimiliki seseorang, atau besar kecilnya ukuran organisasi
tempatnya bekerja, namun diukur dari kemampuan seseorang untuk dapat
mempekerjakan dirinya.
Pertanyaan yang muncul manakala kita membicarakan
pentingnya perencanaan karir bagi seorang karyawan adalah “Siapakah yang
sebaiknya berperan dalam membuat perencanaan karir seorang karyawan?”
Idealnya perencanaan dan pengembangan karir seharusnya dilihat sebagai sebuah
sinergi yang melibatkan baik karyawan, maupun pihak perusahaan. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang diungkapkan oleh Gary Dessler dalam bukunya Human
Resource Management (2005), karyawan, manajer dan perusahaan semuanya memainkan
peran dalam merencanakan, mengarahkan, dan mengembangkan karir seorang
karyawan. Namun demikian karyawan harus selalu bertanggung jawab penuh terhadap
pengembangan karirnya, dan kesuksesan karirnya. merupakan salah satu tugas
yang sebaiknya tidak pernah diserahkan sepenuhnya oleh seorang karyawan kepada
manajer atau perusahaan. Sayangnya banyak karyawan yang mengabaikan tugas
ini, dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan karirnya kepada manajernya atau
perusahaan. Dengan posisi pasif seperti ini, berarti seorang karyawan telah
menyerahkan penguasaan atas karirnya kepada perusahaan, membatasi kemampuannya
untuk mendapatkan pekerjaan yang lain, dan mengurangi kesempatannya untuk
mencapai karir yang diinginkannya. Di sisi lain, tidak semua perusahaan siap
untuk membuat program perencanaan karir, karena masalah yang akan
ditimbulkannya, antara lain menyangkut alokasi dana, sumber daya manusia,
dan struktur organisasi yang ada.
- Peran Karyawan Dalam Perencanaan Karir
Seorang karyawan berperan dalam melakukan perencanaan
karir pribadinya. Dia bertanggung jawab untuk terus meningkatkan ketrampilan
yang dia miliki untuk memastikan bahwa dirinya mempunyai kompetensi yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dan pasar tenaga kerja, dia juga sebaiknya
bertindak proaktif untuk melihat kesempatan yang ada, dan kemungkinan munculnya
masalah dengan karirnya saat ini. Untuk itulah, ada baiknya seorang karyawan
senantiasa dapat melakukan penilaian diri untuk mengenal aspirasi karir yang
dia inginkan, mengukur kekuatan yang ia miliki dan hal-hal yang perlu
ditingkatkan lebih baik lagi.
Dengan perencanaan karir pribadi ini, seorang karyawan
dapat menilai tingkat kesesuaian antara aspirasi karirnya dan karir yang
dipegangnya saat ini. Dengan demikian dapat mengarahkan dirinya untuk
memilih penugasan atau pekerjaan-pekerjaan yang lebih sesuai dengan aspirasi
karirnya. Ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh seorang karyawan
dalam menjalankan perannya untuk membuat perencanaan karir.
- Tingkatkan network anda di dalam, maupun di luar perusahaan, misalnya ikut terlibat dengan proyek-proyek atau kepanitiaan yang sedang berlangsung di perusahaan untuk lebih memahami rekan kerja dan juga proses bisnis di perusahaan. Mendiskusikan rencana karir anda dengan atasan anda atau dengan orang-orang yang anda anggap telah berhasil dalam karirnya. Melakukan “wawancara” informal dengan orang-orang yang mempunyai karir yang anda inginkan, untuk lebih memahami pekerjaan yang anda cita-citakan. Terlibat dalam kegiatan sosial atau asosiasi professional di luar jam kantor untuk dapat berinteraksi dengan orang-orang baru dan meningkatkan wawasan terhadap dunia kerja.
- Bila anda cukup puas dengan pekerjaan anda saat ini, namun kurang puas dengan cara pengorganisasiannya, mungkin anda perlu melakukan rekonfigurasi pekerjaan anda, supaya anda tidak mengalami kejenuhan. Hal yang dapat dilakukan misalnya: mempertimbangkan alternatif pengaturan waktu kerja atau cara kerja anda, dari cara-cara yang umum berlaku saat ini. Misalnya: flexi time, kerja paruh waktu, bekerja dari rumah, dan sebagainya. Melakukan pendelegasian kepada staf anda (bila memiliki staff), dan bila memungkinkan mencari penugasan-penugasan baru yang cukup menantang.
- Secara konsisten terus meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan anda, maupun yang berkaitan dengan karir yang anda idam-idamkan. Misalnya mengikuti kegiatan pelatihan dan pengembangan yang diselengarakan oleh perusahaan atau atas inisiatif sendiri, bila memang perusahaan tempat anda bekerja tidak menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang anda inginkan. Mengikuti pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh asosiasi professional atau diskusi-diskusi yang dilakukan di mailing list, yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan minat anda.
- Bila memungkinkan memiliki mentor, yang dapat membantu anda untuk meningkatkan kepuasan dan kesuksesan karir anda. Mentor adalah seorang yang mempunyai posisi senior di perusahaan yang dapat menjadi semacam narasumber atau penasehat yang dapat memberikan bimbingan atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan karir anda. Disinilah perusahaan dapat berperan untuk mendorong para senior manajernya agar bersedia meluangkan waktunya menjadi mentor, dan memberikan penghargaan kepada mereka atas kesediaannya tersebut. Namun demikian, pada akhirnya karyawan sendirilah yang paling berperan dalam mendapatkan seorang mentor dan membangun hubungan yang produktif dengannya.
Bagaimana cara mendapatkan seorang mentor? Garry
Dessler dalam Bukunya “ Human Resource Management (2005) “,
mengungkapkan saran-saran sebagai berikut : memilih mentor potensial yang
sesuai. Mentor ini sebaiknya seorang yang dapat memberikan saran yang objektif
tentang karir kepada anda. Karena itulah sebaiknya bukan atasan langsung dari
anda. Banyak orang yang mencari mentor yang merupakan seorang yang mempunyai
jenjang karir setingkat atau 2 tingkat lebih tinggi dari atasan langsungnya.
Bahkan bila memungkinkan seseorang di luar perusahaan.
Jangan patah semangat bila permintaan anda ditolak
oleh mentor potensial anda. Tidak semua orang bersedia meluangkan waktu untuk
profesi yang cukup menyita waktu itu. Jadi jangan kaget bila anda ditolak oleh
pilihan pertama atau yang kedua. Jelaskan harapan yang ingin anda peroleh dari
calon mentor anda, dari sisi waktu dan saran-saran, saat anda meminta
kesediaannya untuk menjadi mentor. Dengan demikian akan membantu calon mentor
anda untuk mengambil keputusan meneriman atau menolak permohonan anda. Susunlah
agenda yang jelas tentang masalah-masalah penting atau topik-topik yang akan
menjadi bahan diskusi, dan bawalah pada pertemuan pertama mentoring.
Menghargai waktu mentor. Selektiflah dalam memilih
masalah pekerjaan yang akan didiskusikan dengan mentor anda. Ingatlah mentor
anda bukanlah seorang konsultan pribadi anda. Lebih lanjut lagi, proses
mentoring umumnya tidak melibatkan masalah-masalah pribadi.
- Peran Perusahaan Dalam Perencanaan Karir Karyawan
Sejumlah kebijakan atau program dapat dibuat oleh perusahaan
untuk mendukung pengembangan karir karyawan di perusahaan. Dengan adanya
program ini, pihak perusahaan berharap dapat:
¨
Mensinergikan antara strategi bisnis perusahaan dan perencanaan tenaga kerja
¨
Mempertahankan karyawan yang dikategorikan sebagai “High Potential”
untuk dapat terus berkarya dan memberikan kontribusinya kepada pihak perusahaan
¨
Mencegah terjadinya penumpukan karyawan-karyawan yang potensial pada satu
bagian, yang dapat terjadi karena adanya kekhawatiran manajer yang bersangkutan
bahwa kepindahan para karyawannya ke bagian lain akan membuat proses kerja di
departemennya terganggu
¨
Membantu para karyawan untuk dapat memilih karir pada jabatan yang sesuai
dengan aspirasi karirnya.
¨
Meningkatkan kemampuan para karyawan untuk dapat menghadapi perubahan yang
terjadi dengan baik, dengan meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat
mempekerjakan diri mereka sendiri (employability)
¨
Meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Berdasarkan survey yang pernah dilakukan terhadap 524
organisasi di Inggris untuk menentukan tingkat penggunaan 17 macam penerapan
manajemen karir, terungkap antara lain hal-hal di bawah ini, berdasarkan urutan
tingkat kepopuleran :
- Membuka lowongan pekerjaan secara internal
- Memberikan pendidikan formal
- Melaksanakan program penilaian karya yang berorientasi kepada karir
- Konseling yang dilakukan oleh para manajer
- Melaksanakan program pengembangan secara lateral
- Konseling yang dilakukan oleh departemen SDM
- Persiapan pensiun
- Perencanaan suksesi (succession planning)
Disamping program program yang telah disebutkan di
atas perusahaan dapat mempersiapkan program mentoring dan mempersiapkan
workshop yang berkaitan dengan karir untuk karyawan, untuk membantu karyawan dalam
mempersiapkan rencana karirnya dengan baik.
Terlepas dari ada atau tidaknya program manajemen
karir di sebuah perusahan, seorang manajer dapat melakukan beberapa hal yang
sederhana untuk membantu staf-nya dalam memenuhi kebutuhan pengembangan karirnya.
Sebagai berikut:
¨ Mendiskusikan tentang
pentingnya menyusun sebuah rencana karir bagi seoran karyawan, saat pertama
kali seorang staf memulai pekerjaan dan menawarkan bantuan yang diperlukan agar
staf-nya dapat mencapai sasaran karirnya
¨ Membuat jadwal
penilaian karya (performance appraisal) secara regular. Dalam kegiatan ini,
manajer dapat menitikberatkan proses penilaian karya pada ketrampilan dan
prestasi kerja saat ini yang diharapkan dapat sejalan dengan rencana karir staf
yang bersangkutan.
¨ Memberikan bantuan
mentoring dan konseling apabila diperlukan
¨ Memberikan semacam
rencana karir
¨ Menjelaskan manfaat
yang ada di dalam program manajemen karir perusahaan, dan cara mereka
memanfaatkan program yang ada tersebut secara efekti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar